Dikutip dari buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah
Karya Syaikh Muhammad Sa’id Mursi
Namanya Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Mughirah bin Bardizbah. Dan biasa dipanggil Abu Abdullah, terkenal dengan sebutan Bukhari karena dinisbatkan kepada negaranya Bukhara. Dilahirkan pada tahun 194 H. di Bukhara Khurasan. Ditinggal wafat ayahnya pada anak-anak, diwarisi harta banyak untuk mencari ilmu. Dia seorang tuna netra disaat masih kecil, ibunya mimpi bertemu nabi Ibrahim Alaihi salam. Memberi kabar bahwa Allah akan mengembalikan penglihatannya karena ketulusan do’a ibu, maka pada pagi harinya ia bisa melihat lagi. Pergi haji pada usia muda bersama ibu dan kakaknya Ahmad, dan mentap di Mekkah untuk mencari ilmu.
Dia juga seseorang yang kuat hafalannya secara detail, sehingga menjadi tempat kembali ketika ada perbedaan lafal hadits diantara ulama, telah menghafal Al-Qur’an sebelum usia enam belas tahun. Menginfakkan hartanya 500 dirham setiap bulan untuk mencari ilmu. Mencari ilmu di Mekkah, Madinah, Syam, Khurasan, Bashrah, Kufah, Baghdad dan Mesir. Mewajibkan pada dirinya: “Saya menuliskan Hadits dari seribu syaikh atau lebih, dari setiap Syaikh ribuan Hadits. Tidak ada bagiku Hadits kecuali ada sanadnya. Saya tidak meriwayatkan Hadits dari sahabat atau Tabiin, kecuali tahu tempat tinggal, kelahiran dan wafatnya. Dan saya tidak meriwayatkan Hadits dari Sahabat atau Tabiin, kecuali tahu asal-usul mereka. Saya hafal seratus ribu Hadits shahih dan dua ratus ribu Hadits yang tidak shahih.”
Dia menggumpulkan empat ratus pencari Hadits di Samarkand selama tujuh hari untuk mengkoreksi matan dan sanad Hadits su-maksimal mungkin.
Jumlah syaikhnya mencapai 1080 guru, diantaranya Ahmad bin Hambal, Abu Ashim An-Nabil, Muhammad bin Isa Ath-Thabai dan Ishaq bin Mansur. Murid-muridnya antara lain: Muslim, A-at-Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, Al-Baghawi dan An-Nasafi. Berkumpul dalam majlisnya di Bagdad lebih dari dua puluh ribu orang siswa. Banyak menunaikan shalat dengan khusyuk, setiap hari pada bulan Ramadhan mengkhatamkan Al-Qur’an di waktu siang dan waktu sahur sepertiga malam.
Al-Marwazi berkata: “Tidak pernah saya melihat pemuda secerdas Bukhari.” Al-Khuza’I berkata: “Muhammad bin Ismail pakar umat.”
Qutaibah bin Said berkata: “Dia di zamannya sebagaimana umat di masa sahabat, kalau saja Muhammad bin Ismail hidup di masa sahabat maka dia adalah seorang tokoh sahabat.”
Imam Ahmad: “Saya tidak keluar dari Khurasan sebelum mengenyam ilmu dari Muhammad bin Ismail.”
Muhammad bin Ismail.” Muhammad bin Basyar berkata: “Penghafal di dunia ini ada empat: Abu Zur’ah di Ray, Muslim di Naisabur, Abdullah Ad-Darimi di Samarkand, dan Muhammad bin Ismail di Bukhara”.
Pernah diisukan bahwa dia menganggap Al-Qur’an sebagai makhluk, namun tuduhan itu dibantah oleh kitabnya Khalqu Af’ali al-Ibad, dan berkata Al-Qur’an adalah kalamullah, dan disepakati oleh AhluSunnah. Tidak masuk dalam kehidupan para Sultan, dan ketika dipanggil oleh Gurbernur Bukhara Ahmad bin Khalid dia menolak.
Dia orang pertama yang menyusun Hadits Nabawi dengan metode yang ia pakai. Mengumpulkan enam ratus ribu Hadits dengan perawi tsiqat yang ditulis dalam kitab Shahih Bukhari selama enam belas tahun. Kitab Haditsnya paling tsiqat dari Kutub as-Sittah. Karya-karyanya antara lain: Al-Jami ash-Shahih, At-Tarrikh Kabir, Al-Adab al-Mufrad, Khalqu Af’aliad-Ibad. Dan pada usia kira-kira 62 tahun di wafat di Khartank Samarkand tahun 256 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar