Minggu, 03 Agustus 2008

Bilal bin Rabah

Nama lengkapnya Bilal bin Rabah Al-Habasyi, biasa dipanggil Abu Abdillah dan digelari Muadzdzin Ar-rasul.
Ia berpostur tinggi, kurus, warna kulitnya coklat, pelipisnya tipis, dan rambutnya lebat.
Ibunya adalah sahaya miliki Umayyah bin Khalaf dari Bani Jumuh.
Bilal menjadi budak mereka, hingga akhirnya ai mendengar tentang Islam, lalu ia menemui Nabi dan mengikrarkan diri masuk Islam.
Umayyah bin Khalaf pernah menyiksanya dan membiarkannya di tengah gurun pasir selama beberapa hari. Diperutnya diikat sebuah batu besar dan lehernya diikat dengan tali, lalu orang orang kafir menyuruh anak-anak mereka untuk menyeretnya di atas perbukitan mekah. Saat diseret Bilal selalu mengucapkan kata “ahad- Ahad “ dan menolak mengucapkan kata kufur. Abu Bakar lalu memerdekannya. saat itu, Umar bin Al Khathab berujar, “ Abu Bakar adalah seorang pemimpin ( sayyid) kami, dan dia telah memerdekakan seorang pemimpin (sayyid) kami.

Rasulullah mempersaudarakannya dengan Abu Ruwaihah. Setelah hijrah, Azan disyariatkan. Lalu Bilal mengumandangkan adzan. Ia adalah muadzdzin pertama dalam Islam, karena ia memiliki suara yang cukup bagus.

Ia pernah menjabat sebagai bendahara Rasulullah di Bait Al-Mal. Ia tidak pernah absent mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah . Dalam perang Badar, ia melihat Umayyah bin Khalaf, orang yang dahulu pernah menyiksanya sewaktu di Mekah. Saat melihat Umayyah ia berujar “ Aku tidak akan selamat jika Umayyah selamat.” Kemudian ia meminta kepada beberapa orang pasukan kaum muslimin untuk membunuh Umayyah. Ketika itu Umayyah sedang meminta perlindungan kepada Abdurrahman bin Auf , karena diantara mereka terikat sebuah perjanjian lama. Bilal akhirnya berhasil membunuh Umayyah berkat pertolongan beberapa orang pasukan kaum muslimin dan Abdurrahman juga mengalami luka luka.
Pada saat pembebasan kota Makkah, Rasulullah menyuruh Bilal untuk mengumandangkan Adzan di belakang Ka’bah. Adzan itu adalah Adzan yang pertama dikumandangkan di Makkah.
Tentang Bilal, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengatakn “ Bilal adalah seorang penunggang kuda yang hebat dari kalangan Habasyah.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dan Ibn Asakir)
Suatu hari diwaktu subuh, Rasulullah mengatakan kepada Bilal, “ Hai Bilal, ceritakanlah kepadaku mengenai amalan yang menurutmu paling besar pahalanya yang pernah kamu kerjakan dalam Islam. Sesungguhnya aku pernah mendengar suara jalanmu di hadapanku di syurga.” Bilal menjawab “ Aku tidak pernah mengerjakan amalan yang menurutku besar pahalanya, tapi aku tidak wudhu’ diwaktu malam dan siang, melainkan aku menunaikan shalat yang di wajibkan bagiku untuk mengerjakannya.”
Setelah Nabi meninggal, Bilal meminta izin kepada Abu bakar untuk meninggalkan Madinah dalam rangka untuk berjuang di jalan Allah. Abu Bakar menyarankan agar Bilal tetap di Madinah. Bilalpun menetap di Madinah sampai akhirnya dia bergabung bersama pasukan yang diutus untuk membebaskan wilayah Syam.
Ia menolak untuk menjadi muadzdzin bagi seseorang pasca wafatnya Rasulullah.
Ia meriwayatkan 44 hadits dari Nabi. Diantaranya, Rasulullah bersabda, “ Hendaklah kalian menunaikan shalat malam (tahajjud), karena shalat malam adalah tradisi (kebiasaan) orang orang shaleh sebelum kalian, dan sesungguhnya shalat malam adalah amalan yang dapat mendekatkan diri pada Allah, dapat mencegah dari perbuatan dosa, mengampuni dosa dosa kecil, dan menghilangkan penyakit dari badan.” (HR. At-Tirmidzi)

Ia meninggal di Damaskus tahun 20 H dan jasadnya dimakamkan di sana, ada riwayat yang menyebutkan bahwa jasadnya dimakamkan di Halb.


*) Dikutip dari Buku
Tokoh Tokoh Besar Islam
(Syaikh Muhammad Said Mursi)

Tidak ada komentar: